Selasa, 19 April 2016

“INI BUKAN TENTANG APA YANG TELAH HILANG, TAPI INI TENTANG APA YANG TELAH DI TEMUKAN DARI APA YANG HILANG”






Jika ada pertanyaan yang sangat retorika yaitu pertanyaan “siapa sih yang mau menderita?” ini adalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab jikapun harus dijawab jawabannya sudah tentu semua orang tau yaitu “tentu tidak akan ada yang mau menderita”.Tidak akan ada orang – orang yang mau membangun rumah di tepi jurang yang akan longsor. Tidak akan ada orang yang mau mendirikan perkemahan di pandang penderitaan, tidak akan ada orang yang mau menelusuri jalan panjang yang penuh tekanan yang menghasilkan depresi yang menyesakkan hati, tidak ada yang menapaki jalanan yang penuh dengan bahaya yang kapan saja dapat mengancam tidak akan pernah ada orang menelusuri jalan stapak yang berbatu tajam dan penuh onak duri tanpa pengaharapan atau dengan pengaharapan – pengharapan yang hancur berantakan dan impian – impian yang telah musnah. 
Sesungguhnya tidak akan pernah ada yang mengehendakinya… namun faktanya sangat jauh berbeda dengan apa yang di harapkan,, mungkin anda yang sedang membaca tulisan ini adalah pribadi yang sedang berada di dalam lorong gelap “tanpa pengharapan”, sedang berada di jalan panjang yang penuh dengan tekanan, penderitaan, jalan yang penuh dengan batu tajam dan onak duri yang membawa anda dalam kehancuran.
Saya percaya anda tidak secara sengaja mendaftarkan diri anda kedalam penderitaan, anda tidak mungkin dengan sengaja anda meminta penyakin kangker, tumor, atau penyakit lain kepada Tuhan, dan anda tidak secara sengaja meminta permasalahan – permasalahan , kegagalan – kegagalan kepada Tuhan, atau pasti anda tidak secara sengaja meminta dan berdoa untuk perceraian dan pengkhianatan pasangan anda, anda tidak akan pernah meminta hal – hal buruk terjadi kepada diri anda, saya sangat yakin bahwa untuk terfikir meminta saja tidak akan pernah dalam benak kita terlebih lagi memintanya.
“Namun faktanya itu semua terjadi kepada saya”, saya berada di titik dimana saya tidak memintanya!!!” mungkin anda sedang berteriak dalam hati anda “Tuhan  banyak hal yang hilang dari diri ku”. Mungkin saja anda sedang kehilangan kenyamanan hidup anda, kebahagiaan hidup anda, sukacita anda, dan banyak hal lain yang hilang dari kehidupan anda.
Ya….. Kehilangan sesuatu yang berharga dalam kehidupan kita sangat menyakitkan dan sangat mengganggu kelanjutan hidup kita. Namun tulisan ini akan membawa kita kepada suatu pengertian yang baru terhadap apa yang kita alami dan dapat menjadi teman kita dalam menyelusuri lorong gelap dan jalan  sempit yang penuh dengan batu tajam dan onak berduri tekanan depresi dan keputusasaan seperti tanpa harpan dan penuh dengan air mata dan kesakitan.
Banyak hal yang hilang dari hidup kita, namun saya mengajak untuk para pembaca memahami bahwa “ini bukan tentang apa yang telah hilang dari kita, namun ini apa yang kita temukan dari apa yang telah hilang”. Terkadang kita terlalu focus kepada apa yang telah hilang dari kita, tanpa melihat apa yang bisa kita dapatkan. Melalui tulisan ini saya mengajak untuk kita semua memfokuskan kepada apa yang akan kita dapatkan dari apa yang hilang.

MENEMUKAN SESUATU DARI APA YANG TELAH HILANG 
Fakta adalah sesuatu yang  apa adanya dan tidak bisa kita rubah – rubah lag. ya…. Seperti itu adanya. Kita tidak bisa merubah suatu fakta namun kita dapat meresponinya, kita tidak dapat mengendalikan situasi namun kita dapat meresponi situasi yang ada. yang diperlukan sekarang adalah bagaimana respon kita terhadap apa yang hilang dari kehidupan kita, respon kita harus dapat menemukan sesuatu itu. lalu apa sih yang harus kita temukan dari apa yang telah hilang itu??
Anda dapat menjawab pertanyaan saya, dengan jawaban “ saya sudah berdoa kepada Tuhan, saya sudah menangis dan berteriakan dihadapan kaki Tuhan saya tersungkur, namun sering sekali jawaban yang saya peroleh adalah jawaban yang sangat tidak memuaskan bahkan mengecewakan untuk saya!!” Menurut saya jawaban itu sangat manusiawi, namun saya mengajak anda untuk melihat apa yang akan kita dapat dari apa yang hilang dari hidup kita, yang kita dapat adalah harta kekayaan Hikmat yang nilainya melebihi batu permata dan mutiara yang tinggi hartanya. Dalam permitaan pada Tuhan terkadang kita merasa menerima suatu penolakan yang menyakitkan dari Tuhan. Mengutip dari kalimat yang sangat indah dari seorang penulis bernama Joni Eareckson Tada “ketika Allah menolak apa yang paling  diinginkan hati anda, bersiaplah untuk membuka hati anda dengan lebih lebar lagi, sebab IA sendiri akan menjadi apa yang diinginkan hati anda tersebut.[1]  inilah yang akan kita dapatkan dari apa yang hilang itu, bahwa kita akan memperoleh yang lebih besar dari yang telah. Namun terkadang kita terlalu lama tenggelam dalam kekecewaan dan kesedihan yang begitu dalam sehingga kita tidak melihat harta yang tak ternilai yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun.
“apakah saya terlamabat untuk  bisa mendapatkan harta yang tak terniali itu kemballi?” saya katakana, TIDAK, tidak ada kata terlambat untuk kita memeperoleh kekayaan tersebut. mata kita terkadang tertutup oleh ketidak mengertian kita bahwa yang hanya kita butuhkan yaitu Tuhan sumber dari segala – galanya, kekecewaanlah yang membuat kita tidak mengerti hal tersebut. kita harus mengerti betapa kayanya orang yang mati – matian  membutuhkan Allah, harta disini tidak berbicara mengenai harta secara finansial, tapi harta yang sedang kita bicarakan itu adalah harta yang memberikan harapan yang tidak akan pernah berkesudahan. Tanpa anda sadari anda sedang Allah jadikan duta besar pengharapan-Nya bagi banyak orang di seluruh dunia bagi orang banyak yang tidak memiliki pengharpan yang masih terjebak dilorong panjang kehampaan dan kegelapan. Kita yang telah menemukan cahaya dalam kegelapan itu haruslah memberikan cahaya pengharapan itu kepada banyak orang. Kesadaran yang harus kita miliki adalah apa yang telah hilang dari kita akan Ia kembalikan dengan perbandingan satu banding satu juta dalam ukuran nilai surge. Wow…. Sangat dasyat apa yang kita peroleh dari semua yang telah hilang dari kita.
Setelah kita menerima harta yang tak ternilai  maka peranan kita menjadi berubah, kita bukan lagi si cengeng yang selalu merengek – rengek mencari pembenaran diri, mengasihani diri sendiri. Namun kita kita memiliki peran yaitu agen penyalur pengaharapan yang dapat memberikan pertolongan nyata, berwujud di tempat – tempat yang tidak berpengharapan yang penuh dengan keluh kesah dan air mata. Suatu anugerah dan suatu kehormatan jika kita memiliki kesempatan melayani Dia untuk membawakan pengharapan dari Kristus kepada seluruh dunia yang memerlukan pengharapan. Ia telah mengorbankan diri-Nya untuk kita dan kepada mereka juga yang mau menerimaNya. Ia berkata kepada anda “JANGAN TAKUT” AKU PERISAI mu, AKULAH UPAH mu, UPAH mu yang sangat BESAR”.
Sebenarnya apa yang sedang kita alami sekarang ini, kesakitan, kekecewaan, putus asa, kegagalan, kehancuran kita itu semua adalah sarana dimana kita harus Bergantung penuh kepada Tuhan. Kita harus dapat menemukan terang kita dalam kegelapan dan pengharapan di tengah – tengah ketidak berdayaan dan hanya dalam Yesus kita dapat menemukannya. Mati – matianlah kita membutuhkan-Nya maka kita akan memperoleh kekayaan Hikmat yang tidak akan pernah kita temukan di dalam dunia ini.
Selalu ada harapan untuk anda dan saya bagiamanapun keadaan anda, pengaharapan itu baik dan mungkin yang paling terbaik dari segalanya, dan hal yang baik itu tidak akan pernah mati, jadi harapan itu tidak akan pernah mati sekalipun orang menganggapnya telah mati. Tetaplah hidup dengan berpengharapan kepada sesuatu yang pasti yaitu Allah itu sendiri.
Walaupun terkadang apa yang kita lakukan sepertinya sia –sia, tanpa hasil yang nyata terkadang keputus asaan datang lagi secara tiba- tiba dan melemahkan keyakinan kita, percayalah Roh Kudus akan membangkitkan semangat kita dan menghidupkan jiwa kita.
Penderitaan yang anda alami adalah alat untuk mengembangkan kesabaran anda dan menyempurnakan iman anda. Karakter kita akan semakin diperkuat ini adalah sebagian kecilyang kita peroleh dari apa yang telah hilang. Pengharapan yang lebih hidup itu lebih hidup karena focusnya kepada Tuhan. Jika kita yang sedang mengalami kesakitan dalam penderitaan digambarkan seperti anak kecil yang sedang kesakitan, dan mempertanyakan mengapa ayah? Ayah tidak akan memberikan jawaban mengapa anak tersebut bisa sakit namun yang ayah lakukan adalah Dia memeluk dan menggendong anak tersebut dan meyakinkan bahwa  segalanya akan baik – baik saja.  Apa yang dijanjikan Tuhan adalah hal – hal yang melebihi masalah – masalah kita, kita harus mengerti bahwa ending dari semua yang terjadi adalah baik. kita harus memastikan bahwa Allah adalah pusat dari segalanya. Dia berada di pusat penderitaan kita. Dialah pengharapan kita.

Tulisan ini membawa kita semua kepada pengertian bukan tentang apa yang telah hilang, tapi Hikmat apa yang telah kita dapatkan. Bagaimanapun keadaan kita percayalah Allah menggunakan itu untuk mendatangkan kebaikan. Berapa banyak orang – orang yang mengalami penderitaan yang dapat kita tolong dengan keberadaan kita yang mengalami keadaan yang sama seperti mereka.
Jika Allah segera menjawab doa anda bersyukurlah, jika ditolak bersabarlah, jika harus menanti, tetaplah antusias dan berharap. sementar kita menanti kekuatan yang baru akan Allah berikan kepada kita untuk menemukan maksud yang diinginkan-Nya. Percaya kepada   Allah berarti percaya dengan aktif dengan yakin  dan penuh dengan ketaatan. Harapan akan selalu ada sekalipun banyak orang yang sudah menganggapnya tidak ada. lihatlah betapa indahnya yang kita dapatkan dari apa yang hilang di dalam hidup kita, yang kita dapatkan adalah Tuhan itu sendiri. Mulai sekarang tersenyumlah karena anda telah menemukan hal yang luar biasa dari penderitaan anda.
Biarlah tulisan ini berguna dan menjadi berkat bagi kita semua, jadilah alat Tuhan untuk terus dapat menyelamatkan jiwa – jiwa melalui hidup kita melalui sakit penyakit kita, penderitaan atau apapun dari dalam diri kita. Karena Tuhan akan selalu menyertai kita. Setiap awan pasti ada garis perak. 
Salam kasih Penulis. God be with us.



Sumber: Joni Eareckson Tada,Hikmat seumur Hidup : menikmati cara Tuhan menyembuhkan Anda(Light Publishing,2009)


[1] Joni Eareckson Tada,himat seumur hidup menikmati Cara Tuhan menyembuhkan anda,(light Publishing,2009),124