Selasa, 19 April 2016

“INI BUKAN TENTANG APA YANG TELAH HILANG, TAPI INI TENTANG APA YANG TELAH DI TEMUKAN DARI APA YANG HILANG”






Jika ada pertanyaan yang sangat retorika yaitu pertanyaan “siapa sih yang mau menderita?” ini adalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab jikapun harus dijawab jawabannya sudah tentu semua orang tau yaitu “tentu tidak akan ada yang mau menderita”.Tidak akan ada orang – orang yang mau membangun rumah di tepi jurang yang akan longsor. Tidak akan ada orang yang mau mendirikan perkemahan di pandang penderitaan, tidak akan ada orang yang mau menelusuri jalan panjang yang penuh tekanan yang menghasilkan depresi yang menyesakkan hati, tidak ada yang menapaki jalanan yang penuh dengan bahaya yang kapan saja dapat mengancam tidak akan pernah ada orang menelusuri jalan stapak yang berbatu tajam dan penuh onak duri tanpa pengaharapan atau dengan pengaharapan – pengharapan yang hancur berantakan dan impian – impian yang telah musnah. 
Sesungguhnya tidak akan pernah ada yang mengehendakinya… namun faktanya sangat jauh berbeda dengan apa yang di harapkan,, mungkin anda yang sedang membaca tulisan ini adalah pribadi yang sedang berada di dalam lorong gelap “tanpa pengharapan”, sedang berada di jalan panjang yang penuh dengan tekanan, penderitaan, jalan yang penuh dengan batu tajam dan onak duri yang membawa anda dalam kehancuran.
Saya percaya anda tidak secara sengaja mendaftarkan diri anda kedalam penderitaan, anda tidak mungkin dengan sengaja anda meminta penyakin kangker, tumor, atau penyakit lain kepada Tuhan, dan anda tidak secara sengaja meminta permasalahan – permasalahan , kegagalan – kegagalan kepada Tuhan, atau pasti anda tidak secara sengaja meminta dan berdoa untuk perceraian dan pengkhianatan pasangan anda, anda tidak akan pernah meminta hal – hal buruk terjadi kepada diri anda, saya sangat yakin bahwa untuk terfikir meminta saja tidak akan pernah dalam benak kita terlebih lagi memintanya.
“Namun faktanya itu semua terjadi kepada saya”, saya berada di titik dimana saya tidak memintanya!!!” mungkin anda sedang berteriak dalam hati anda “Tuhan  banyak hal yang hilang dari diri ku”. Mungkin saja anda sedang kehilangan kenyamanan hidup anda, kebahagiaan hidup anda, sukacita anda, dan banyak hal lain yang hilang dari kehidupan anda.
Ya….. Kehilangan sesuatu yang berharga dalam kehidupan kita sangat menyakitkan dan sangat mengganggu kelanjutan hidup kita. Namun tulisan ini akan membawa kita kepada suatu pengertian yang baru terhadap apa yang kita alami dan dapat menjadi teman kita dalam menyelusuri lorong gelap dan jalan  sempit yang penuh dengan batu tajam dan onak berduri tekanan depresi dan keputusasaan seperti tanpa harpan dan penuh dengan air mata dan kesakitan.
Banyak hal yang hilang dari hidup kita, namun saya mengajak untuk para pembaca memahami bahwa “ini bukan tentang apa yang telah hilang dari kita, namun ini apa yang kita temukan dari apa yang telah hilang”. Terkadang kita terlalu focus kepada apa yang telah hilang dari kita, tanpa melihat apa yang bisa kita dapatkan. Melalui tulisan ini saya mengajak untuk kita semua memfokuskan kepada apa yang akan kita dapatkan dari apa yang hilang.

MENEMUKAN SESUATU DARI APA YANG TELAH HILANG 
Fakta adalah sesuatu yang  apa adanya dan tidak bisa kita rubah – rubah lag. ya…. Seperti itu adanya. Kita tidak bisa merubah suatu fakta namun kita dapat meresponinya, kita tidak dapat mengendalikan situasi namun kita dapat meresponi situasi yang ada. yang diperlukan sekarang adalah bagaimana respon kita terhadap apa yang hilang dari kehidupan kita, respon kita harus dapat menemukan sesuatu itu. lalu apa sih yang harus kita temukan dari apa yang telah hilang itu??
Anda dapat menjawab pertanyaan saya, dengan jawaban “ saya sudah berdoa kepada Tuhan, saya sudah menangis dan berteriakan dihadapan kaki Tuhan saya tersungkur, namun sering sekali jawaban yang saya peroleh adalah jawaban yang sangat tidak memuaskan bahkan mengecewakan untuk saya!!” Menurut saya jawaban itu sangat manusiawi, namun saya mengajak anda untuk melihat apa yang akan kita dapat dari apa yang hilang dari hidup kita, yang kita dapat adalah harta kekayaan Hikmat yang nilainya melebihi batu permata dan mutiara yang tinggi hartanya. Dalam permitaan pada Tuhan terkadang kita merasa menerima suatu penolakan yang menyakitkan dari Tuhan. Mengutip dari kalimat yang sangat indah dari seorang penulis bernama Joni Eareckson Tada “ketika Allah menolak apa yang paling  diinginkan hati anda, bersiaplah untuk membuka hati anda dengan lebih lebar lagi, sebab IA sendiri akan menjadi apa yang diinginkan hati anda tersebut.[1]  inilah yang akan kita dapatkan dari apa yang hilang itu, bahwa kita akan memperoleh yang lebih besar dari yang telah. Namun terkadang kita terlalu lama tenggelam dalam kekecewaan dan kesedihan yang begitu dalam sehingga kita tidak melihat harta yang tak ternilai yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun.
“apakah saya terlamabat untuk  bisa mendapatkan harta yang tak terniali itu kemballi?” saya katakana, TIDAK, tidak ada kata terlambat untuk kita memeperoleh kekayaan tersebut. mata kita terkadang tertutup oleh ketidak mengertian kita bahwa yang hanya kita butuhkan yaitu Tuhan sumber dari segala – galanya, kekecewaanlah yang membuat kita tidak mengerti hal tersebut. kita harus mengerti betapa kayanya orang yang mati – matian  membutuhkan Allah, harta disini tidak berbicara mengenai harta secara finansial, tapi harta yang sedang kita bicarakan itu adalah harta yang memberikan harapan yang tidak akan pernah berkesudahan. Tanpa anda sadari anda sedang Allah jadikan duta besar pengharapan-Nya bagi banyak orang di seluruh dunia bagi orang banyak yang tidak memiliki pengharpan yang masih terjebak dilorong panjang kehampaan dan kegelapan. Kita yang telah menemukan cahaya dalam kegelapan itu haruslah memberikan cahaya pengharapan itu kepada banyak orang. Kesadaran yang harus kita miliki adalah apa yang telah hilang dari kita akan Ia kembalikan dengan perbandingan satu banding satu juta dalam ukuran nilai surge. Wow…. Sangat dasyat apa yang kita peroleh dari semua yang telah hilang dari kita.
Setelah kita menerima harta yang tak ternilai  maka peranan kita menjadi berubah, kita bukan lagi si cengeng yang selalu merengek – rengek mencari pembenaran diri, mengasihani diri sendiri. Namun kita kita memiliki peran yaitu agen penyalur pengaharapan yang dapat memberikan pertolongan nyata, berwujud di tempat – tempat yang tidak berpengharapan yang penuh dengan keluh kesah dan air mata. Suatu anugerah dan suatu kehormatan jika kita memiliki kesempatan melayani Dia untuk membawakan pengharapan dari Kristus kepada seluruh dunia yang memerlukan pengharapan. Ia telah mengorbankan diri-Nya untuk kita dan kepada mereka juga yang mau menerimaNya. Ia berkata kepada anda “JANGAN TAKUT” AKU PERISAI mu, AKULAH UPAH mu, UPAH mu yang sangat BESAR”.
Sebenarnya apa yang sedang kita alami sekarang ini, kesakitan, kekecewaan, putus asa, kegagalan, kehancuran kita itu semua adalah sarana dimana kita harus Bergantung penuh kepada Tuhan. Kita harus dapat menemukan terang kita dalam kegelapan dan pengharapan di tengah – tengah ketidak berdayaan dan hanya dalam Yesus kita dapat menemukannya. Mati – matianlah kita membutuhkan-Nya maka kita akan memperoleh kekayaan Hikmat yang tidak akan pernah kita temukan di dalam dunia ini.
Selalu ada harapan untuk anda dan saya bagiamanapun keadaan anda, pengaharapan itu baik dan mungkin yang paling terbaik dari segalanya, dan hal yang baik itu tidak akan pernah mati, jadi harapan itu tidak akan pernah mati sekalipun orang menganggapnya telah mati. Tetaplah hidup dengan berpengharapan kepada sesuatu yang pasti yaitu Allah itu sendiri.
Walaupun terkadang apa yang kita lakukan sepertinya sia –sia, tanpa hasil yang nyata terkadang keputus asaan datang lagi secara tiba- tiba dan melemahkan keyakinan kita, percayalah Roh Kudus akan membangkitkan semangat kita dan menghidupkan jiwa kita.
Penderitaan yang anda alami adalah alat untuk mengembangkan kesabaran anda dan menyempurnakan iman anda. Karakter kita akan semakin diperkuat ini adalah sebagian kecilyang kita peroleh dari apa yang telah hilang. Pengharapan yang lebih hidup itu lebih hidup karena focusnya kepada Tuhan. Jika kita yang sedang mengalami kesakitan dalam penderitaan digambarkan seperti anak kecil yang sedang kesakitan, dan mempertanyakan mengapa ayah? Ayah tidak akan memberikan jawaban mengapa anak tersebut bisa sakit namun yang ayah lakukan adalah Dia memeluk dan menggendong anak tersebut dan meyakinkan bahwa  segalanya akan baik – baik saja.  Apa yang dijanjikan Tuhan adalah hal – hal yang melebihi masalah – masalah kita, kita harus mengerti bahwa ending dari semua yang terjadi adalah baik. kita harus memastikan bahwa Allah adalah pusat dari segalanya. Dia berada di pusat penderitaan kita. Dialah pengharapan kita.

Tulisan ini membawa kita semua kepada pengertian bukan tentang apa yang telah hilang, tapi Hikmat apa yang telah kita dapatkan. Bagaimanapun keadaan kita percayalah Allah menggunakan itu untuk mendatangkan kebaikan. Berapa banyak orang – orang yang mengalami penderitaan yang dapat kita tolong dengan keberadaan kita yang mengalami keadaan yang sama seperti mereka.
Jika Allah segera menjawab doa anda bersyukurlah, jika ditolak bersabarlah, jika harus menanti, tetaplah antusias dan berharap. sementar kita menanti kekuatan yang baru akan Allah berikan kepada kita untuk menemukan maksud yang diinginkan-Nya. Percaya kepada   Allah berarti percaya dengan aktif dengan yakin  dan penuh dengan ketaatan. Harapan akan selalu ada sekalipun banyak orang yang sudah menganggapnya tidak ada. lihatlah betapa indahnya yang kita dapatkan dari apa yang hilang di dalam hidup kita, yang kita dapatkan adalah Tuhan itu sendiri. Mulai sekarang tersenyumlah karena anda telah menemukan hal yang luar biasa dari penderitaan anda.
Biarlah tulisan ini berguna dan menjadi berkat bagi kita semua, jadilah alat Tuhan untuk terus dapat menyelamatkan jiwa – jiwa melalui hidup kita melalui sakit penyakit kita, penderitaan atau apapun dari dalam diri kita. Karena Tuhan akan selalu menyertai kita. Setiap awan pasti ada garis perak. 
Salam kasih Penulis. God be with us.



Sumber: Joni Eareckson Tada,Hikmat seumur Hidup : menikmati cara Tuhan menyembuhkan Anda(Light Publishing,2009)


[1] Joni Eareckson Tada,himat seumur hidup menikmati Cara Tuhan menyembuhkan anda,(light Publishing,2009),124

Minggu, 13 Maret 2016

Penderitaan dan Kedaulatan Allah

Penderitaan dan Kedaulatan Allah

Tulisan ini dituliskan untuk membawa kepada para pembaca yang memberikan waktunya untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baru mengenai penderitaan yang begitu nyata di dalam kehidupan manusia, sebagian orang bahkan mungkin banyak orang  berpandangan bahwa penderitaan merupakan suatu hal yang sangat mengerikan karena penderitaan sangat merenggut kenyamanan dan sangat mengusik hari – hari dan waktu – waktu yang dijalani.
Penderitaan yang begitu kompleks menimbulkan pertanyaan yang tidak bekesudahan, terutama oleh kaum Atheis (selain atheis orang – orang beragama juga tidak sedikit yang mempertanyakannya)  yang mengajukan pertanyaan mengenai penderitaan mengapa harus ada. kaum Atheis mempertanyakan tentang  kejahatan dan penderitaan yang terkait langsung dengan Tuhan,  mereka  mempertanyakan eksistensi Tuhan yang  mahabaik, mahakuasa, mahatahu, mahaadil. Kejahatan dan Penderitaan itu merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, keduanya dapat menimbulkan sebab dan akibat dari kedua hal tersebut. Asumsi – asumsi tanpa dasar dan tidak memiliki standar yang sah   para Filsuf mengatakan bahwa sifat Allah yang mahatahu, mahakuasa,dan maharahim tidak cocok dengan adanya kejahatan dan penderitaan di dunia ini.[1] Bentuk kejahatan dan penderitaan  yang dimunculkan oleh para orang – orang yang berusaha menyerang keimanan Theisme dalam berbagai bentuk. Bagi para filsuf agama ada dua kategori umum yang sering digunakan untuk menjelaskan mengenai kejahatan yaitu  kejahatan alam (natural evil) dan kejahatan moral (moral evil). Menurut John Hick sebagaimana disadur oleh Meister, penderitaan karena kejahatan moral itu berasal dari manusia itu  seperti contoh pikiran kejam dan ketidakadilan yang teraplikasi di dalam perbuatan mereka. Golongan yang termasuk di dalam  Kejahatan moral yaitu  “tindakan” seperti berbohong, memperkosa, membunuh, dan lain sebagainya juga “karakter” seperti kedengkian, keserakahan, iri hati dan sebagainya. Berbeda dengan Penderitaan yang disebabkan karena alam  itu merupakan sesuatu yang berada diluar batas kemampuan pikiran dan tindakan manusia. Yang sangat jelas terlihat seperti wabah penyakit, bencana alam, dan lain sebagainya. kontras dengan penderitaan yang disebabkan oleh alam yaitu penderitaan yang disebabkan oleh  alam namun penyebab utamanya adalah ulah manusia itu sendiri yang tidak diperhitungkannya sebelummnya dan masuk dalam kejahatan moral[2]. Ada anggapan bahwa Penderitaan itu merupakan sesuatu persoalan filosofis yang berujung kepada pertanyaan yang mempertanyakan keberadaan Allah. sama dengan Filsuf – filsuf yang lainnya yang mempertanyakan tentang keberadaan Allah seorang Filsuf bernama  J.L. Mackie berargumentasi melawan Allah melalui bukunya yang berjudul The Miracle Of Theisme,” jika ada Allah yang baik dan berkuasa, dia tidak akan mengizinkan kejahatan yang tidak bermakna ini, tetapi karena ada banyak kejahatan yang tidak bermakna dan tidak dapat dibenarkan, maka Allah tradisional yang baik  dan berkuasa tidak mungkin ada. beberapa dewa tertentu mungkin ada  atau tidak ada, tetapi Allah tradisional tidak ada.[3]

Namun dalam tulisan ini yang disadur dari beberapa buku sebagai dasar dalam penulisan ini, dan salah satu buku dari karangan John Piper yang berjudul Penderitaan dan Kedaulatan Allah sebagai buku pokok dalam tulisan saya ini, saya ingin memaparkan melalui tulisan ini mengenai Allah yang memiliki kedudukan yang paling tinggi karena saya sebagai seorang  Theisme saya percaya bahwa Allah memiliki kedaulatan penuh atas ciptaanNya yang Dia ciptakan, Dia sebagai Seniman dan Arsitek Agung yang memahami ciptaannya dalam kondisi seperti apapun. Saya meyakini kemutlakan Allah, kekekalanNya, dan ketidak terbatasannya. Berbeda dengan yang lainnya yang penuh dengan kefanaan. Otoritas tertinggi adalah kepunyaan Allah, Dia sumber dari segala kebijaksanaan, Dia adalah yang terbaik bagi orang yang berharap  kepadaNya, bagi Jiwa yang mencari Dia(Rat 3:25)[4].
Banyak orang – orang yang mengalami penderitaan yang tinggal dalam dunia kesakitan dan kehilangan dimanapun mereka tinggal, mungkin anda yang saat ini sedang membaca tulisan saya adalah orang yang mengalami penderitaan karena kesakitan anda yang belum mendapat kesembuhan atau penindasan dan permasalahan yang tidak terselesaikan, atau bahkan anda sedang menghadapi kematian, siapapun anda yang membaca tulisan ini saya berdoa bahwa tulisan ini menjadi saluran berkat Tuhan untuk anda dapat memperoleh jawaban dari pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam benak anda.
Tulisan ini akan mencoba membantu para pembaca untuk memahami tentang kedaulatan Allah yang benar – benar berdaulat atas segalanya termasuk berdaulat atas Iblis, ada beberapa aspek kedaulatan Allah atas penderitaan dan tangan iblis di dalamnya yang disampaikan di dalam tulisan ini, kedaulatannya yang dimakasudkan bukan hanya sekedar Allah memiliki kuasa dan hak untuk mengatur segalanya, namun memang mengatur segalanya karena memiliki alasan yaitu demi kebijaksanaan dan maksudNya yang kudus.
1.      Allah Berdaulat atas pemerintahan Iblis atas Dunia yang dideligasikan
Di dalam dunia ini seperti yang Alkitab katakana bahwa  Iblis memiliki kekuasaan atas dunia (Yoh 12:31;14:30;16:11), dan akan sangat terlihat jelas saat kita membaca Lukas 5:5-7, iblis menunjukan status dia sebagai penguasa dunia dengan cara memberikan tawaran kepada  Yesus untuk menyembah Iblis dan akan diberikan seluruh kekuasaan dan kemuliaan dunia. Iblis dapat menggunakan orang – orang tertentu untuk menunjukan kekuasaannya di dunia ini, namun itu semua bukan kebenaran yang sesungguhnya itu hanya sebagian dari kebenarannya, bisa saja Iblis mengunakan orang – orang tertentu untuk memberikan kesakitan dan penderitaan, mungkin Iblis menggunakan ISIS untuk menjadikan penderitaan, Hilter, musoli,  atau tokoh – tokoh lain yang menyebabkan banyaknya kesakitan , penderitaan bahkan kematian, namun yang harus diketahui adalah bahwa semua itu terjadi tidaklah mutlak atas kekuasaannya Iblis dapat melakukan itu karena semua atas Seizin TUHAN, tanpa Izin dari Tuhan Iblis tidak dapat berbuat apa – apa. Sekalipun bangsa -  bangsa  bergerak ingin melawanNya (Maz 2: –2-4), Allah berkuasa atas bangsa – bangsa dan atas pemeritahan – pemerintahan dan yang paling penting asalah Allah berkuasa atas kekuasaan Iblis yang ada dibelakang mereka. mereka tidak akan bisa berbuat apa – apa tanpa izinNya, mereka tidak dapat bergerak di luar kedaulatan Allah[5].
2.      Allah berkuasa atas malikat – malaikat  Iblis (setan – setan dan Roh – Roh Jahat)
Setan adalah pengikut Iblis dan jumlahnya sangat (Mat 8:31; Yak 2:19;Luk 7:21)  banmat 10:1; yak yang menguasai kehidupan dunia supranatural. Na mun kekuassaan  mereka tidak sebanding dengan kekuasaan Yesus, tidak menggunakan kata – kata yang panjang – panjang hanya beberapa patah kata saja, terlihat saat Yesus menyembukan orang gila yang kerasukan banyak setan, hanya mengatakan “pergilah” maka setan – setan pun pergi, roh – roh jahat patuh kepadaNya (mrk 1:27), jadi sangat jelas kuasa siapa yang lebih luar biasa? Bersama Yesus kita dapat menghadapi perkara yang baiktan dengan Iblis dan mereka harus mengahapi pribadi yang berdaulat atas segalanya.  
3.      Allah berkuasa atas tangan Iblis di dalam penganiayan
Orang – orang Kristen mengalami penderitaan yang disebabkan oleh penyaniayaan mereka digambarkan menghadapi singa yang mengaung- ngaung yang  berjalan berkekliling(1 Petr5:8-9) yang dapat menelan mangsanya kapan saja saat dijumpainya dan menghancurkan iman orang – orang percaya kepada Kristus. penderitaan yang dialami ini apakah berda diluar kehendak Allah? Rasul Petrus memberikan jawabannya dalam 1 Petrus 3:17 sebab lebih baik menderita karena berbuat baik karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.” Jika Allah berkehendak kita menderita karena kita berbuat baik, maka menderitalah kita.
4.      Allah berkuasa atas kuasa Iblis  Mengambil Hidup
Iblis dapat merenggut kehidupan kita karena seca jelas  alkitab menuliskan dalam Yohanes 8:44 dikatakan “ia adalah pembunuh manusia sejak semua” , dan lebih ditekankan lagi bahwa Iblis mengambil hidup orang – orang Kristen yang setia. Sekalipun keadaan orang percaya seperti harus menghadapi penderitaan dan harus mengalami penjara dan lain – lain, yang harus kita lakukan adalah jangan takut dan kita harus setia sampai mati karena pada akhir ceritanya adalah kita akan memperoleh mahkota kehidupan (Wahyu 2:10). Dalam kedaulatan Allah dan izin Allah  tidak ada kekuatan yang dapat melemparkan kita kedalam kematian, baik dari setan, jin, atau sejenisnyan jika Allah mengizinkan kita tetap hidup maka kita akan hidup. Allah yang memberikan keputusan akhirnya bukan setan, Jika kita dikehendaki mati matilah kita, jika kita dikehendaki hidup hiduplah kita.
5.      Allah berkuasa atas tangan Iblis di dalam bencana Alam
Kisah Ayub pada saat mengalami penderitaan yang luar biasa, penderitaan yang tidak seharunya dia rasakan. Di balik penderitaan Ayub ada mufakat antara kedua belah pihak yaitu Allah dan Iblis, di mana Iblis menantang Allah untuk membuktikan bahwa Ayub akan mengutuki Allah jika keadaan hidupnya tidak enak. Dan Ayub merasakan penderitaan yang disebabkanoleh kekejian manusia dan bencana alam yang menyebabkan dia kehilangan harta dan anak-anaknya. Namun respon yang Ayub berikan adalah berbeda dari apa yang Iblis pikirkan, respon yang Ayub berikan bukanlah kutukan melaikan penyembahan yang diberikan kepada Allah (Ayb 1:20-21) dan Ayub tidak berbuat dosa dalam semuanya itu. Allah yang berukuasa atas segalanya, baik obak, angina, dan semua yang alam semesta, Yesus mengatakan DIAM! TENANGLAH! Danau menjadi teduh dan angina menjadi reda (Mrk 4:39; Mzm 135:5-7; 148:7). Pikiran Iblis licik, Picik dan sangat buruk pada akirnya sifatnya sangat merusak, namun sekali lagi bahwa tetap Allah lah yang berkuasa dan Allah yang berdaulat atas semuanya, tanpa seizin Tuhan Iblis tidak dapat berbuat apa-apa.
6.       Allah berkuasa atas Kuasa Iblis untuk mendatangkan Penyakit.
Adanya Penyakit dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu  penyakit yang karena disebabkan oleh kesalahan diri sendiri, penyakit yang disebabkan oleh Iblis, dan penyakit yang terjadi secara alami. Namun dalam bagian ini yang akan dibahas adalah penyakit yang disebabkan Iblis.alkitab sangat menyatakan dalam Kis rasul 10:38 dikatakan bahwa “ orang sakit yang dikuasai Iblis” dalam Lukas 13 ada seorang wanita yang sakit bungkuk selama delapan belas tahun yang diakibatkan oleh Iblis, dengan bukti yang ada tidak dapat disangkal lagi bahwa Iblis juga adalah penyebab sakit penyakit.  Kesembuhan yang Yesus lakukan merupakan pernyataan dari kerajaan Allah dan kemenangan atas seluruh pekerjaan Iblis. Adalah baik dan benar jika kita berdoa meminta kesembuhan kepada Allah.  saat kita berdoa sudah Pastia Dia akan menjawabnya, Firman Tuhan katakana bahwa saat kita minta roti Bapa tidak akan memberi batu, jika kita meminta Ikan Dia tidak memberi ular, namun pada saat kita meminta dan yang diberi bukan seperti yang kita harapkan mungkin bukan roti, atau mungkin juga  bukan ikan, dan apapun yang Bapa berikan itu semua akan menjadi kebaikan bagi kita. Saat melihat kisah sangat lah jelas bahwa Tuhanlah yang memiliki kedaulatan tertinggi, Iblis tidak bisa menyentuh Ayub sama sekali jika tanpa Tuhan mengizinkannya untuk dapat menyentuh Ayub.
7.      Allah berkuasa atas penggunaan Binatang dan Tumbuh – tumbuhan oleh Iblis
Penderitaan yang kita alami terkadang itu adalah dari akibat dosa kita sendiridan tidak menutup kemungkinan juga karena dosa orang lain. Iblis adalah penggoda dan pencoba (Mat :3; 1 Tes 3:5). Karena pada awalnya Iblis adalah penggoda yang ulung pada saat dia menggoda Hawa yang berdapak kepada kutuk dan penderitaan (Kej   3:14-19; Rm 8:21-23). Kedaulatan Allah melebihi dari pencobaan yang dilakukan iblis. Jika melihat penyaliban Yesus bukan Iblis lah yang bertanggung jawab, namun Allahlah yang bertanggung jawab. Melihat dari proses dari Yudas Iskariot menghianati Yesus , itu merupakan penggenapan kita suci (Kis 1:16), penyerahan Yesus itu merupakan rencanaNya Allah( Kis 2:23). Iblis tidak berdaulat atas godaan – godaan  yang ada Allah yang berdaulat.


8.      Allah yang berkuasa atas kuasa Iblis untuk Pembutaan Pikiran kita
Iblis masuk kedalam neraka untuk menjalakan penghukuman dan merasakan penderitaan yang tidak berujung dan penderitaan di dalam neraka adalah  penderitaan yang paling buruk.  Karena Iblis sudah pasti dia di neraka maka iblis harus mencari pengikut sebanyak – banyaknya untuk merasakan apa yang mereka rasakan, maka dari itu Iblis menyesatkan banyak orang (Wahyu 20:10). Orang – orang yang buta akan Injil Kristus, karena Injil Kristus adalah Injil yang menyelamatkan  setiap orang yang percaya (Rom 1:16). Tidak ada orang yang orang yang sudah dibenarkan oleh darah Yesus masuk neraka (Rm 5:9).hanya mereka yang gagal untuk menerima karya penggantian Kristus yang menyerap murkalah yang akan menderita murka Allah. mereka yang tidak percaya adalah orang yang sudah dibutakan oleh ilah zaman ( 2 kor 4:4), Allahlah yang berkuasa menghapuskan kebutaan di ayat yang berikutnya 2 Kor 4:6 Allah akan mengubahkan yang gelap menjadi bercahaya. Kita yang buta, kita yang mati secara rohani karena dosa dan pelanggaran kita namun Allah karena kasih karunia Allah menjadikan kita hidup bersama – sama dengan Kristus (Efs 2:5). Iblis merupakan musuh yang mengerikan namun dia tidak memiliki kekuatan kareana Allah yang berdaulat. Ini alasan mengapa kita selamat.
9.      Allah berkuasa atas Jerat Rohani Iblis
Ada dua cara yang digunakan oleh Iblis untuk  memperbudak manusia yaitu dengan cara penderitaan yang membuat manusia berfikir bahwa Allah tidak ada dan Allah tidak layak dipercaya. Cara yang kedua adalah dengan cara kesenangan dan kemakmuran yang membuat kita berfikir bahwa kita telah memiliki segalanya dan kita sudah memiliki segalanya yang kita perlukan sehingga Allah tidak relevan lagi. Allah itu ban ik memanglah itu faktanya dan kemakmuran/ kesenangan tidak dapat dibandingkan dengan nilai Allah. namun jika Allah memilih untuk mengtasi pemberontakan kita dan ahambat    Iblis maka tidak ada yang dapat menghalangiNya. Kita (khususnya saya)  harus bertobat namun Iblis benci pertobatan kita, jika kita bertobat maka kita akan dibebaskan dari jerat di Jahat, dan menggunakan hari kita merayakan kemerdekaan dan menyebarkannya kepada yang lain. Kejahatan dan penderitaan bukanlah yang terhebat. Allahlah yang terhebat. Iblis pencita kejahatan dan penderitaan juga tidak hebat. Allahlah yang berdaulat dan hebat[6].
Tidak ada yang dapat memisahkan kita dengan kasih Kristus penderitaankah, kesusahankah, penganiayaan, kelaparan atau ketelanjangan dll. Bagaimana dan apapun keadaan kita saat ini Allahlah yang mengendalikan semuanya Allah yang berdaulat atas apa yang terjadi, secara manusia sepertinya tidak baik untuk kita namun apa yang tidak baik buat kita Allah memiliki rencana baik untuk kita. Apa yang mungkin kita anggap tidak berguna dan merugikan kita terkadang itulah yang Allah gunakan untuk memahat hidup kita, baik kepedihan, atau kelemahan kita , penderitaan kita, atau penindasan yang sedang terjadi. Saat kita dalam masa – masa tersebut sudah seharusnya kita memperdalam ketergantungan kita kepada Kristus untuk kekuatan kita setiap harinya karena Dia yang berdaulat atas hidup kita., semakin kita lemah semakin kita bersandar dan semakin kita besandar semakin kita memperoleh kekuatan  dan bertumbuh dalam rohaninya, bahkan sekalipun tubuh kita merosot, jangan mengeluh sekalipun duri dalam daging kita menyakitkan[7]. Tuhan berdaulat atas segalanya.
Semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi berkat bagi para pembaca untuk meresponi penderitaan yang sedang dialami dengan benar dan memiliki pemahaman bahwa Allah berdaulat atas apa yang terjadi kepada saya, harapan saya tulisan ini menjadi penguat bagi kita semua untuk dapat menjadi kehidupan dengan menyandarkan kepada kekuatan Tuhan, dan kita harus menyampaikan apa yang kita dapatkan kepada orang – orang yang mengalami hal yang sama dengan apa yang kita alami supaya mereka dapat mengerti bahwa Kristus mengasihi mereka.
Luangkan sedikit waktun untuk sama – sama berdoa dengan saya: “Bapa yang bertahta diatas kerjaan sorga Engkulah Tuhan yang berdaulat atas segalanya yang ada. ya Tuhan kami tau bahwa hal yang kami anggap buruk yang terjadi dalam kehidupan kami itu semua mendatangkan kebaikan dan nama Mu akan dipermuliakan, beri kami kekuatan supaya kami dapat menguatkan orang – orang yang sedang mengalami apa yang sedang kami alami dan mungkin lebih parah dari kamidan beri kami kekuatan untuk melawan Iblis yang terus berusaha menjatuhkan kami. Ajar kami terus Tuhan untuk terus bersandar kepada Mu, dan terus berharap kepada, tuntun kami untuk terus berjalan di dalam rencana Mu yang membawa kami kepada Mu, biarlah nama Mu yang selalu dipermuliakan dan ditinggikan, karena Engkau yang berdaulat atas hidup kami, dan ajarlah kami untuk menghormati kedaulatan Mu. Amin












[1] Robert John Ackermann, Agama Sebagai Kritik: Analisis Eksistensi Agama-Agama Besar (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), hal. 18.
[2] Meister, C. V., Introducing Philosophy of Religion,(New York: Routledge,2009) hlm 129
[3]  Timothy Keller, Rasio bagi Allah,(Surabaya: Momentum,2008) hlm 40
[4] John Piper, Penderitaan dan Kedaulatan Allah, (Surabaya: Momentum, 2009), Hlm 9
[5] John Piper, Penderitaan dan Kedaulatan Allah, (Surabaya: Momentum, 2009), Hlm 13
[6]  Sebagian besar pembahasan tulisan ini di sadur dari tulisan  John Piper, Penderitaan dan Kedaulatan Allah, (Surabaya: Momentum, 2009)
[7] Joni Eareckson Tada, Hikmat Seumur Hidup menikmati cara Tuhan menyembuhkan anda,(Lightpublising,2009) hlm 71